Selamat Datang

Assalaamu'alaikum sahabatku..selamat berkunjung ke blog kami...nikmati dan dapatkan inspirasi dari blog kami :)

Kamis, 10 Mei 2012

Belajar efektif


  • Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.Tanggung jawab merupakan tolok ukur sederhana di mana kamu sudah mulai berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar.
  • Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu. Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu apa yang penting.
  • Kerjakan dulu mana yang penting.Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kamu tentukan sendiri. Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatianmu dari tujuanmu.
  • Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (bukan situasi "win-win" lagi)."Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition" (persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas. Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas.
  • Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan guru/dosenmu, misalnya mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas, tempatkan dirimu sebagai guru/dosen tersebut. Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu, kira-kira argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi guru/dosen tersebut.
  • Cari solusi yang lebih baik.Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
  • Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide yang cemerlang.
  • sumber http://www.studygs.net/indon/attmot4.htm

Selasa, 08 Mei 2012

LEADERSHIP PRINCIPLE

LEADERSHIP PRINCIPLE
“Setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan kamu bertanggungjawab terhadap kepemimpinan itu.”
[HR.Tirmidzi, Abu Dawud, Shahih Bukhari dan Shahih Muslim]

Paradigma yang keliru,
“Tetapi sembahlah Aku, (karena) inilah jalan yang lurus. (Setan) sungguh telah menyesatkan orang banyak di antara kamu, maka tiadakah kamu menggunakan pikiran?” [QS. Yaasiin 61-62]
Selama ini, terjadi kekeliruan pemahaman tentang arti kepemimpinan. Banyak orang mengartikannya sebagai kedudukan/posisi yang tinggi saja. Sehingga, posisi pemimpin diincar demi mendapatkan kedudukan tinggi dalam sebuah kelompok. Dengan paradigma itu, sebagian orang akan menghalalkan segala cara untuk menjadi pemimpin, mulai dari membeli, menjilat teman, menyikut lawan, dsb.
Apabila seseorang menjadi pemimpin lewat cara yang tidak benar, maka ia akan menggunakan kekuasaannya untuk mengarahkan, memperalat, bahkan menguasai orang lain agar selalu mengikutinya. Umumnya, pemimpin jenis ini akan memaksakan kekuasaannya dengan tekanan-tekanan agar diikuti. Akibatnya, akan lahir pemimpin yang tidak dicintai, tidak disegani, tidak ditaati, tidak dicintai bahkan dibenci oleh yang dipimpinnya.
Bagaimana pun, alam telah diciptakan dengan hukum keseimbangan. Segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan sesuai dengan neraca keadilan. Mekanisme pegas?
“Apabila pegas ditekan, maka ia akan mengeluarkan daya dorong sebesar tekanan yang diberikan untuk mencapai titik keseimbangannya kembali. Begitu pula jiwa manusia.”
Hittler dan Kaisar Hirohito ? kepemimpinannya hancur akibat daya perlawanan yang dahsyat dari bangsa-bangsa yang mereka tekan/jajah. Itulah ketetapan Allah akan keseimbangan alam semesta, prinsip yang sama, hukum aksi min reaksi.
Gaya kepemimpinan yang melanggar garis demarkasi Allah tsb hanya akan menumbuhsuburkan anarkisme dan keganasan hewaniah –homo homini lupus- manusia menjadi pemangsa manusia lainnya. Pemimpin dengan otak, tanpa hati.
“Langit Ia tinggikan dan diadakanNya neraca (keadilan).” [QS. Ar Rahman 7]

Semua orang adalah pemimpin,
Banyak orang berharap diri mereka menjadi pemimpin. Namun, seringkali lupa bahwa mereka adalah pemimpin bagi diri mereka sndiri.
Sholat disebut sholat berjama’ah, jika terdapat dua orang atau lebih. Walau hanya satu pengikutnya, ia tetap disebut imam/pemimpin. Jargon-jargon seperti “Saya ini orang kecil,”, hanya akan mengkerdilkan jiwa manusia yang mulia. Bahkan tukang becak pun adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah. Apalagi, bila ia mampu menghidupkan kebesaran jiwa di kalbu-kalbu anak-anaknya.
“Dan tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak jadikan khalifah di muka bumi’ .” [QS. Al Baqarah 30]
So, apa itu pemimpin ?
LEADER IS INFLUENCE, PEMIMPIN ADALAH PENGARUH
_ketika seseorang memberikan nasihat/cerita, seringkali kita akan mengingatnya, dan itu sebenarnya adalah sebuah pengaruh.
_JR. Miller mengatakan : “Ada pertemuan yang hanya sesaat, namun meninggalkan kesan seumur hidup.”
Orang dengan prinsip teguh, akan menjadi seorang pemimpin melalui pengaruhnya yang kuat. Tak peduli prinsip itu benar/salah, tetap akan ada pengikutnya.
Sebaliknya, apabila seseorang tidak memilki prinsip, bisa dipastikan, mereka akan jadi pengikut.
Prinsip yang benar, yang sesuai suara hatilah yang sesungguhnya akan menyelematkan si pemimpin dari kehinaan dan kehancuran. Suara hati dan prinsip yang benarlah yang akan membuat si pemimpin menjadi pemimpin sejati.
“Hendaklah kamu berpegang kepada kebenaran, karena sesungguhnya kebenaran itu memimpin kepada kebaktian dan kebaktian itu membawa ke surga (kebahagiaan), dan hendaklah tetap seseorang itu bersifat benar dan memilih kebenaran hingga dia tertulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat benar, dan hendaklah kamu jauhi kedustaan, karena sesungguhnya kedustaan itu memimpin kepada kedurhakaan, dan kedurhakaan membawa ke neraka (kehancuran), dan janganlah seseorang tetap berdusta dan memilih kedustaan hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta.” [HR. Bukhari Muslim]

Tangga kepemimpinan,
“Sungguh, pada diri Rasulullah kamu dapatkan suri teladan yang indah bagi orang yang berharap (rahmat) Allah, dan (keselamatan) hari terakhir, serta banyak mengingat Allah.” [HR. Al Ahzab 21]
Di sekitar kita, banyak sekali contoh-contoh pemimpin dengan tipikal, gaya dan prinsip yang berbeda-beda. Seorang pemimpin, bagaimana pun gaya kepemimpinanya, akan berperilaku menurut prinsip yang dianutnya. Ada pemimpin yang menonjol prestasi kerja dan integritasnya, tetapi tidak dicintai lingkungannya. Sebaliknya, ada pemimpin yang sangat ramah, peka, baik hati dan pandai bergaul, tetapi agak lamban dan kurang disiplin. Akibatnya, para karyawannya tidak memilki semangat juang, akhirnya kinerja perusahaan menurun.
Berdasarkan, sebagian contoh kondisi seperti tsb di atas, maka ada tangga kepemimpinan yang dibagi menjadi 5 tingkatan,
Pemimpin tingkat 1 : pemimpn yang dicintai
Pemimpin tingkat 2 : pemimpin yang dipercaya
Pemimpin tingkat 3 : pembimbing
Pemimpin tingkat 4 : pemimpin yang berkepribadian
Pemimpin tingkat 5 : pemimpin yang abadi
Tingkat keberhasilan seseorang sangat ditentukan pada seberapa tinggi tingkat kepemimpinannya. Tingkat kepemimpinan juga menentukan seberapa besar dan seberapa jauh tingkat pengaruhnya.
“Dan masing-masing orang beroleh derajat, sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tiada lalai akan apa yang mereka lakukan.” [QS. Al An’aam 132]

Pemimpin tingkat 1 : Pemimpin yang dicintai
“Kasihanilah mereka yang ada di bumi, niscaya yang di langit akan mengasihani kamu.” [HR. Tirmizi]
Anda bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi Anda tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka.
Pernyataan itu melukiskan tentang seseorang pemimpin yang harus mampu berhubungan secara baik dengan orang lain. Seorang pemimpin tidak hanya menunjukkan prestasi kerjanya saja, namun ia harus mencintai dan dicintai orang lain. Tangga ini tidak boleh dilewati, apabila dilewati maka orang lain tidak akan mendukung Anda, karena mereka tidak menyukai Anda.
Prinsip Basmallah adalah jawabannya. Selalu berusaha mengerti dan menghargai setiap individu, dan selalu bersikap rahman dan rahim. Berbeda dengan teknik “kulit” yang sekarang marak diajarkan : senyum, mengingat nama, mau mendengar atau fokus pada minat orang lain.
Kepemimpinan Rasulullah lebih dari sekedar kulit. Ia lebih memilih untuk menanamkan pengaruh lewat inner beauty-nya yang begitu memukau dan tanpa cacat.
Seperti ini, sejarah hidup Muhammad. Yang membuat dakwahnya berkembang adalah keteladanan sang Nabi yang begitu memukau. Hak setiap orang ditunaikannya. Pandangannya kepada orang yang lemah, terhadap piatu, orang yang sengsara dan miskin, adalah pandangan bapak yang penuh kasih, lemah lembut juga mesra.
Sikap rahman dan rahimnya lah yang sesungguhnya menjadi landasan dasar perjuangannya, hingga Rasulullah berhasil menapaki tangga kepemimpinan yang pertama, pemimpin yang dicintai.
“Kemudian termasuk golongan orang yang beriman, yang saling menasehati, supaya bersabar dan berkasih-sayang.” [QS Al Balad 17]

Pemimpin tingkat 2 : Pemimpin yang dipercaya
“Ia-lah yang menjadikan kamu khilafah di atas bumi. Maka barangsiapa yang ingkar, keingkarannya membalik kepada dirinya sendiri. Dan kekafiran mereka hanya akan menambah kebencian Tuhannya kepada orang kafir. Kekafiran mereka hanya menambah kerugian mereka sendiri.” [QS Faathir 39]
Seseorang yang memilki integritas tinggi adalah orang yang penuh dengan keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk mendapatkan apa yang ia cita-citakan.
Cita-cita yang dimilikinya itu mampu mendorong dirinya untuk tetap konsisten dengan langkahnya. Ketika sudah mencapai tingkat ini, maka orang lain akan melihat bagaimana aspek mulkiyah (komitmen), sehingga orang kemudian akan menilai dan memutuskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti.
Integritas akan membuat Anda dipercaya, dan kepercayaan itu akan menciptakan pengikut. Dan kemudian tercipta sebuah kelompok yang memilki kesamaan tujuan.
Inilah tangga kepemimpinan yang kedua. Setelah mencapai landasan sebagai pemimpin yang dicintai, maka tingkat kedua adalah integritas yang menciptakan kepercayaan.
Integritas adalah sebuah kejujuran. Integritas tidak pernah berbohong. Integritas adalah kesuaian antara kata dan perbuatan, yang menghasilkan kepercayaan.
Ketika pertama kali Rasulullah menerima wahyu dari Allah, ia merasa bingung, siapakah yang harus diajak pertama kalinya. Sudah sewajarnya, Khadijah, istrinya yang diajak dan menerima. Karena Khadijah percaya kepada Rasulullah, yang selama hidupnya dikenal jujur, Al Amin. Lalu, Khadijah menyatakan beriman atas kenabiannya. Inilah hadiah kepercayaan dari orang lain, yang diperoleh karena sikap jujur Rosulullah. Saat itu juga, ia memperoleh seorang pengikut, Khadijah.
Rasulullah juga mengahadapi tantangan yang sangat berat ketika pertama kali harus meluruskan akhlak kaum Quraisy. Rasulullah amat paham betapa kuatnya mereka beserta berhala –berhalanya, nenek moyang mereka. Untuk itu dibutuhkan keberanian dan pengorbanan agar mampu menegakkan kebenaran serta menciptakan perubahan. Rosululllah sungguh-sungguh melakukannya dan berani menanggung segala resikonya. Keberanian ini pula yang membangun kepercayaan pada pengikutnya kelak.
Inilah prasyarat untuk menjadi pemimpin yang dapat dipercaya, konsisten dalam berjuang dan tidak putus asa.
“Kami utus rasul-rasul, semata-mata untuk menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan. Maka barangsiapa yang beriman dan mmperbaiki diri, tiada perlu dikhawatirkan dan tiada berduka cita.” [QS Al An’aam 48]

Pemimpin tingkat 3 : Pembimbing
“Tapi orang yang membawa kebenaran, dan orang yang mengakui (kebenaran) itu, mereka itulah orang-orang yang taqwa.” [QS. Az Zumar 33]
Pemimpin yang berhasil tidak diukur dari sisi luas tidaknya kekuasaan, namun lebih karena kemampuannya memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang lain. Seorang pemimpin bisa dikatakan gagal apabila tidak berhasil memeliki penerus.
Pada tangga inilah, puncak loyalitas pengikutnya akan terbentuk. Tangga pertama akan menghasilkan pemimpin yang dicintai, tangga kedua akan menghasilkan pemimpin yang memperoleh kepercayaan karena integritasnya, dan pada tangga ketiga akan tercipta loyalitas, kader-kader penerus, sekaligus kesetiaan dari para pengikutnya.
Menurut salah satu hadis Rasulullah yang terkenal, ada tiga hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan tingkat ini:
1. anak yang saleh, artinya SDM yang berkualitas.
2. amal jariyah, artinya sarana dan prasarana.
3. ilmu yang berguna.
Syarat lain yang harus dimiliki seorang pemimpin agar dapat mengembangkan kemampuan serta keteguhan mental orang lain (selain memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi –tangga pertama- dan memilki integritas, komitmen, dan konsistensi –tangga kedua-), seorang pemimpin harus memiliki kejernihan hati, yaitu memiliki pemikiran berlandaskan kebenaran (fitrah). Harus merdeka dan terbebas dari prinsip yang keliru, pengalaman yang membelenggu, sudut pandang yang subjektif, pembanding yang tidak objektif, mengetahui prioritas dan terbebas dari prasangka negatif. Dengan kata lain, mampu mendengar suara hatinya, yaitu pemahaman prinsip 99 Asmaul Husna, dan berpegang teguh pada Allah.
Semua contoh perilaku Rasulullah diabadikan dalam hadits Abu Hurairah. Hingga saat ini, pemikiran itu tetap abadi dan terdelegasikan, hingga kita semua tetap memperoleh bimbingan Rasulullah, meski beliau telah wafat 1400 tahun yang lalu!
Ini contoh bimbingan dan metode pendelegasian yang sempurna dari Rasulullah sehingga pengaruhnya hingga kini.
“Jawaban orang beriman bila ia diseru kepada Allah dan Rasul Nya, agar (Rasul) mengadili mereka, hanyalah bahwa mereka berkata, ‘Kami mendengar dan kami taat’. Mereka inilah orang yang berjaya.” [QS An Nuur 51]

Pemimpin tingkat 4 : Pemimpin yang berkepribadian
Disiplin pribadi (diri sendiri) adalah suatu hal yang datang terlebih dulu. Pemimpin tidak akan berhasil memimpin orang lain apabila ia belum berhasil memimpin dirinya sendiri. Pemimpin harus mampu dan berhasil menjelajahi dirinya sendiri, mengenal secara mendalam siapa diri sebenarnya. Sebelum ia memimpin keluar, ia harus lebih dulu memimpin ke dalam. Bukankah tidak ada bayangan tapa adanya benda.
Pekerjaan ini yang paling berat. Memimpin diri sendiri melawan hawa nafsu adalah refleksi kedisiplinan diri. Disiplin diri adalah bagaimana mencapai apa yang sungguh-sungguh diharapkan dengan tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Dan Perang Badar banyak memberikan teladan pada umat Islam. Teladan kepemimpinan Rasulullah, yang telah membuktikan diri bahwa kata-kata yang keluar dari mulutnya sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang diperbuatnya. Ia tidak hanya menjadi pemimpin yang dicintai, dipercaya dan juga pembimbing yang sangat berani.
Di akhir Perang Badar, Rasulullah berpesan kepada sahabatnya. Sebuah pesan yang sangat terkenal : “Kita baru saja menghadapi peperangan yang berat dan peperangan yang sangat berat itu sesungguhnya adalah perang melawan hawa nafsu.”
“Sungguh, telah Kami utus kau (Muhammad) dengan kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan...” [QS. Al Baqarah 119]





Pemimpin tingkat 5 : Pemimpin yang abadi
“Kau (Muhammad) sungguh punya budi pekerti yang agung.” [QS. Al Qalam 4]
Saat ini memang ada pemimpin yang sudah dicintai, dipercaya dan juga pembimbing yang baik, namun apabila terbukti/dirasakan tidak sesuai lagi dengan hati nurani manusia, umumnya pengaruhnya berhenti pada suatu masa saja.
Kebenaran yang berasal dari hati nurani merupakan kebenaran yang dijadikan acuan bagi semua kebenaran yang lain.
Inilah tingkat kepemimpinan yang tertinggi, yang cara berpikir dan pengaruhnya akan terus berjalan sampai akhir zaman, yaitu Rasulullah SAW saja.
Ia berhasil memimpin dunia dengan suara hatinya dan diikuti pula oleh suara hati pengikutnya. Ia bukan hanya manusia, ia adalah pemimpin segenap hati manusia. Ia adalah pemimpin abadi.
“Bertanya orang-orang tiada beriman. ‘Mengapa tiada diturunkan kepadanya (Muhammad) sebuah mukjizat dari Tuhannya?’ Jawablah, ‘Allah membiarkan sesat siapa yang Ia kehendaki dan membimbing orang yang bertaubat kepada-Nya’.” QS. Ar Ra’d 27]

Finally,
Hasil leadership principle,
Pemimpin sejati adalah seseorang yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain, sehingga ia dicintai. Memiliki integritas yang kuat, sehingga ia dipercaya oleh pengikutnya. Selalu membimbing dan mengajari pengikutnya. Memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten. Dan yang terpenting adalah memimpin berlandaskan suara hati yang fitrah.
“Adalah karena rahmat dari Allah, maka kau berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kau kejam dan berhati kasar, tentulah mereka menjauh dari lingkunganmu. Maka maafkanlah mereka dalam (segala) urusan. Jika (kemudian) kau telah bertekad (mengambil keputusan), tawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” [QS. Ali ‘Imron 159]

-the ESQ way 165-

Beasiswa UII

 
uii-jogjakarta beasiswa santri 2012
 
 
Beasiswa Santri Unggulan Adalah beasiswa yang berasal dari Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan Nasional (BPKLN Diknas), dan dikelola oleh Fakultas TeknologiIndustri (FTI) Universitas Islam Indonesia.
Beasiswa ini ditujukan bagi para santri dengan lulusan setingkat SMU. Beasiswa berupa biaya kuliah selama maksimal 4 tahun meliputi : Biaya Tridarma Perguruan Tinggi, Sumbangan Pembiayaan Pendidikan (SPP), serta Dana Pengembangan Laboratorium.

Pelaksanaan seleksi dilakukan langsung oleh BPKLN Diknas, dan hasilnya akan diinformasikan ke UII. Sejak tahun 2010, UII telah dipercaya untuk mengelola Program ini.
Syarat Pendaftaran:
Calon Mahasiswa berasal dari Pondok Pesantren dengan Pendidikan terakhir setingkat SMU Program Eksakta
Dokumen bukti prestasi selama mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren
Fotokopi Ijazah yang telah dilegalisir
Fotokopi daftar nilai UAN yang telah dilegalisir
Fotokopi raport yang telah dilegalisir
Pas Foto 4 x 6 dua lembar
Surat rekomendasi dari Pimpinan Pondok Pesantren atau Ijazah Pondok Pesantren
Mengisi formulir pendaftaran dan Pernyataan Motivasi (dapat diunduh dari website)
Berkas pendaftaran dimasukkan ke dalam map dan dikirimkan/diantar langsung ke :
Panitia Seleksi Beasiswa Santri Unggulan UII
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang km. 14.4 Sleman Yogyakarta
Telepon : (0274) 895287
e-mail : fti@uii.ac.id
Lampiran:
Beasiswa Santri Unggulan Adalah beasiswa yang berasal dari Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan Nasional (BPKLN Diknas), dan dikelola oleh Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia.
Beasiswa ini ditujukan bagi para santri dengan lulusan setingkat SMU. Beasiswa berupa biaya kuliah selama maksimal 4 tahun meliputi : Biaya Tridarma Perguruan Tinggi, Sumbangan Pembiayaan Pendidikan (SPP), serta Dana Pengembangan Laboratorium.
Pelaksanaan seleksi dilakukan langsung oleh BPKLN Diknas, dan hasilnya akan diinformasikan ke UII. Sejak tahun 2010, UII telah dipercaya untuk mengelola Program ini.
Syarat Pendaftaran:
  • Calon Mahasiswa berasal dari Pondok Pesantren dengan Pendidikan terakhir setingkat SMU Program Eksakta
  • Dokumen bukti prestasi selama mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren
  • Fotokopi Ijazah yang telah dilegalisir
  • Fotokopi daftar nilai UAN yang telah dilegalisir
  • Fotokopi raport yang telah dilegalisir
  • Pas Foto 4 x 6 dua lembar
  • Surat rekomendasi dari Pimpinan Pondok Pesantren atau Ijazah Pondok Pesantren
  • Mengisi formulir pendaftaran dan Pernyataan Motivasi (dapat diunduh dari website)
Berkas pendaftaran dimasukkan ke dalam map dan dikirimkan/diantar langsung ke :
Panitia Seleksi Beasiswa Santri Unggulan UII
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang km. 14.4 Sleman Yogyakarta
Telepon : (0274) 895287
e-mail : fti@uii.ac.id
Lampiran: